Powered By Blogger

Jumat, 05 Desember 2008

Reproduksi Manusia

REPRODUKSI LAKI-LAKI

Perhatikan gambar alat repruduksi laki-laki berikut ini :


Kelenjar tambahan pada reproduksi laki-laki:
1. Testis --> memproduksi spermatozoa
2. Saluran kelamin, ada 3 , yaitu (1)Vasa eferentia --> penampung sperma utk disalurkan ke epididimis, (b)Epididimis --> penyimpan sperma sementara, (c)Vas deferens --> penghubung epididimis dg penis (ejakulasi)
3. vesika seminalis --> kantong semen penghasil fruktosa, asam karbonat, & asam amino utk makanan spermatozoa sblm membuahi telur.
4. kelenjar prostat --> penghasil cairan basa berwarna putih susu --> menetralkan asam pada vasaeferentia & vagina shg sperma dapat bergerak aktif
5. kelenjar kowperi --> menghasilkan cairan mukosa (pelicin)
6. Penis --> sbg alat memasukan spermatozoa ke alat kelamin wanita


REPRODUKSI WANITA

Perhatikan gambar reproduksi wanita


Fungsi bagian-bagian alat reproduksi wanita :
1. Ovarium --> menghasikan ovum
2. Oviduk --> saluran ovum
3. Tuba fallopi --> tempat pembuahan
4. Uterus / rahim --> perkembangbiakan embrio
5. Vagina --> tempat kopulasi dan saluran pengeluaran bayi
6. Plasenta --> saluran nutrisi, zat sisa, gas antara embrio dg induknya
7. Amnion --> menjaga embrio dari goncangan
8. Organ kelamin luar, yaitu (1) klitoris / kelentit --> homolog dg penis, (2)vulva : bibir besar (labium mayor & bibir kecil (labium minor), (3) lubang vagina --> ujung terluar vagina, (4) lubang saluran kencing --> uretra, (5) fundus --> bagian lipat paha

Perhatikan gambar skema pembuahan pada manusia :


Penyakit pada sistem reproduksi manusia :
1. Gonorhea (kencing nanah) --> bakteri Neisseria gonorrheae
2. Sifilis --> bakteri Treponema pallidum
3. Herpes genitas --> virus herpes simpleks serotipe 2
4. Keputihan / flour albus --> Candida albicans, Trichomanas vaginalis
5. AIDS --> HIV

SEXCLOPEDIA, Istilah-Istilah Penting Seputar Seksualitas

Stop AIDS
Stop AIDS
Tapi nggak ada salahnya kan kita belajar dan tahu istilah-istilah penting seputar seksualitas. Mulai dari nama-nama dari organ intim, hingga segala hal yang berhubungan dengan kegiatan seks tersebut. Supaya kita nggak jadi ejekan atau lelucon antar teman.

Istilah-istilah ini juga hendaknya diketahui oleh pria maupun wanita yang sudah beranjak dewasa, supaya nggak ada yang salah kaprah.

Aborsi
Aborsi adalah pengguguran kandungan yang dilakukan wanita karena berbagai alasan. Selain karena belum menginginkan memiliki anak, cara ini juga menjadi cara yang banyak dilakukan untuk pertimbangan keselamatan sang ibu.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

Penyakit yang mematikan ini ditemukan pertama kali pada tahun 1980. Disebabkan pertama kali oleh virus HIV (Human Immudoficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Ketika pertama kali ditemukan, AIDS hanya diderita oleh kalangan homoseksual, sekarang siapa saja bisa terkena. Penyebab terbesar penularan AIDS adalah lewat hubungan seksual. Sebab lain penggunaan jarum suntik bekas (itu sebabnya pengguna obat-obatan terlarang mempunyai risiko tinggi), transfusi darah dan ibu penderita ke janinnya.

Biseksual
Ini merupakan kelainan seksual di mana seseorang bisa tertarik pada cowok tapi juga pada cewek. Istilah anak mudanya, Kanan Kiri Oke!

Cervix

Disebut juga leher rahim atau bagian bawah rahim yang digunakan untuk mengeluarkan bayi saat ibu melahirkan. Bagian ini pulalah yang rentan sekali dimasuki segala bibit penyakit termasuk penyakit kanker yang mematikan.

Erogenous Zones
Bagian tubuh yang peka terhadap rangsangan seksual. Bisa di mana saja karena setiap orang berbeda-beda kepekaannya.

Ejakulasi
Keluarnya cairan semen dari penis cowok karena rangsangan atau kenikmatan saat melakukan hubungan seksual.

Foreskin
Bagian kulit yang menutupi kepala penis (glans). Yang biasanya dipotong pada saat cowok disunat. Dalam bahasa Jawa nya disebut Kulup.

Ginekolog (Gynaecologist)
Adalah dokter dengan spesialis pada kesehatan dan fungsi-fungsi tubuh wanita, yaitu soal-soal yang menyangkut organ seksual dan reproduksi.

Homoseksual
Seseorang yang hanya tertarik (secara seksual) pada sesama jenis kelamin. Misalnya pria pada pria.

Heteroseksual
Kebalikan dari homoseksual, yaitu seseorang yang tertarik pada jenis kelamin yang berbeda alias normal.

Hymen
Disebut juga selaput dara. Yaitu selaput tipis yang terdapat dalam liang vagina. Bentuk dan ketipisannya bermacam-macam tapi selalu ada lubang untuk keluarnya darah menstruasi. Robeknya selaput dara ini umumnya terjadi karena hubungan seksual. Namun selaput dara dapat juga robek karena kecelakaan atau kegiatan olahraga yang berat. Tidak setiap selaput dara robek saat hubungan seks terjadi, ini tergantung dari elastisitas otot selaput dara yang dimiliki.

Incest
Hubungan seksual ilegal yang dilakukan oleh keluarga dekat seperti ortu pada anaknya, kakek-nenek pada cucunya atau antara kakak dan adik kandung. Hubungan seksual ini dilarang oleh agama maupun hukum karena bisa menyebabkan lahirnya bayi cacat fisik dan mental.

Kontrasepsi

Alat dan cara yang digunakan untuk mencegah pembuahan dan kehamilan. Caranya bermacam-macam dan tergantung dengan keinginan Anda. Misalnya saja, kondom.

Ginekolog, dokter kandungan
Ginekolog, dokter kandungan
Labia Mayora
Bagian terluar dari mulut vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Labio Minora banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf yang letaknya di belakang labia mayora.

Lesbian

Adalah kalangan wanita yang tertarik pada sesama wanita disebut juga female homosexual.

Masturbasi
Kegiatan menyentuh bagian tubuh dengan tujuan untuk merangsang diri sendiri. Bisa terjadi pada pria maupun wanita. Walaupun dari segi kedokteran masturbasi dinyatakan tidak menimbulkan kebutaan, kegilaan, kemandulan, atau gangguan syaraf seperti mitos yang beredar, namun dari segi psikologi kegiatan ini bisa menimbulkan perasaan tertekan dan bersalah. Dari sudut agama termasuk yang dilarang alias dosa.

Menstruasi
Haid/datang bulan yang merupakan peristiwa lepasnya lapisan dinding rahim yang banyak mengandung pembuluh darah karena tidak adanya pembuahan. Peristiwa ini terjadi sebulan sekali selama 3-7 hari. Biasanya berlangsung antara 21-35 hari. Pada remaja biasanya sirkulasinya belum teratur.

Menarche
Haid pertama, yang biasanya terjadi pada usia 11-13 tahun. Haid ini menandakan kematangan alat reproduksi wanita sehingga bisa hamil.

Ovarium
Organ reproduksi wanita yang berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum) sebulan sekali (ovulasi). Sel telur yang dihasilkan oleh ovarium dapat dibuahi oleh sperma. Bila tidak dibuahi sel-sel telur itu maka akan ikut keluar saat menstruasi.

Penis

Organ seks pria yang berfungsi sebagai alat hubungan seksual dan sebagai saluran untuk menyalurkan sperma dan air seni.

Progesteron
Hormon seks wanita yang dihasilkan saat wanita memasuki masa puber.

PHS
Atau yang sering disebut juga, Penyakit Hubungan Seksual. Bisa terjadi bila melakukan hubungan seks yang tidak aman. Diantara penyakit hubungan seksual ini adalah AIDS, Herpes, Gonorrhea, Spyhilis dan masih banyak lagi.

Rahim

Terletak di rongga panggul wanita. Rahim ini tempatnya tumbuh dan tinggal calon bayi (janin) waktu seorang ibu sedang mengandung.

Semen
Cairan yang dikeluarkan dari penis cowok yagn mengandung jutaan sperma.

Sperma
Sel Mikroskopik yang dihasilkan di testikel cowok, yang bisa bertemu dengan sel telur dan dapat terjadi pembuahan.

Scrotum

Berupa kantung yang berguna untuk melindungi testis (tempat diproduksinya sperma) dan mengatur suhu testis agar relatif tetap.

Testosteron

Hormon seks cowok yang dihasilkan saat seorang cowok memasuki masa puber.

Testis

Tempat diproduksinya sperma. Jumlahnya dua buah dan terdapat dalam scrotum. Sperma diproduksi setiap hari dengan bantuan testosteron.

Titik Erogenous Zone Wanita
Titik Erogenous Zone Wanita
Vagina

Organ seks wanita yang berbentuk saluran (silender) dan bersifat elastis. Dari sinilah keluarnya darah menstruasi dan bayi kalau kelak melahirkan.

Virgin
Adalah orang yang belum pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya alias masih perawan.

Mudah-mudahan dengan informasi istilah di atas, kita tidak sungkan lagi untuk berbicara tentang seks supaya nggak salah kaprah. (lily)

Senin, 01 Desember 2008

Manfaat Sunat / Sirkumsisi

Dapat mencegah timbulnya kanker penis. Pada orang yang tidak disunat, smegma (kotoran) yang keluar dari pangkal kepala penis akan tertimbun dibawah prepusium. Timbunan ini mengakibatkan iritasi kronik sehingga perilaku sel di sekitarnya akan berubah menjadi ganas yang pada akhirnya memicu timbulnya kanker penis

Varikosel : Varises di Buah Zakar

Apa sih arti varikosel? Pernah lihat varises di betis? Ya, varikosel kejadiannya hampir sama dengan varises di betis, bedanya varikosel terdapat di buah zakar.


Koq bisa sih timbul varises di buah zakar? Buah zakar seperti halnya betis, punya pmebuluh vena. Pembuluh vena ini akan membesar dan berkelok-kelok jika ada hambatan aliran di dalamnya. Hambatan dapat disebabkan penyempitan atau terjepitnya pembuluh vena di bagian hilir, atau kerusakan pada klep venanya.

Apakah varikosel mempengaruhi kejantanan? Kalo kejantanan diasosiasikan dengan ereksi, sepertinya tidak. Tapi kalo kejantanan diasosiakan dengan kemampuan seorang laki-laki untuk membuat istrinya hamil, ini baru ya. Aliran darah yang baik berfungsi mengantarkan nutrisi untuk produksi sperma, juga berguna mengatur suhu sekitar buah zakar. Dua hal ini memegang peran penting agar sperma yang diproduksi jumlahnya cukup dan kondisinya normal. Jika aliran darah terganggu, sehingga pengangkutan nutrisi dan pengaturan suhu tidak berjalan baik, maka sperma yang diproduksi sedikit atau tidak ada sama sekali, atau kondisinya cacat.

Apa sih gejala varikosel? Kalo masih ringan sampai sedang, biasanya ga bergejala. Kalaupun ada gejalanya minimal sekali, sehingga kadang tidak disadari. Kalo varikoselnya sudah berat, buah zakar terasa berat dan panas, timbul rasa nyeri dan pegal-pegal di selangkangan, dapat menjalar sampai pinggang. Kadang-kadang varikosel dapat teraba. Bentuknya benjolan seperti cacing berkelok-kelok.

Apa yang bisa mencetuskan varikosel? Kebiasaan duduk terlalu lama dan memakai celana ketat dianggap turut berperan terhadap timbulnya varikosel.

Untuk memastikan varikosel atau bukan, caranya bagaiman? Memang sih, setiap benjolan di buah zakar belum tentu varikosel. Untuk memastikannya, sedikitnya ada dua cara. Pertama dengan venogram, yaitu menyuntikkan cairan kontras ke pangkal pembuluh vena spermatik, kemudian perjalanan cairan kontras ini dipindai dengan sinar X. Cara kedua, USG Doppler. Dengan alat ini, aliran pembuluyh vena spermatik di visualisasikan di layar monitor. Pemeriksaan ini jauh lebih nyaman, karena ga ada penyuntikan bahan-bahan tertentu. Selain itu, hasilnya pun lebih akurat.

Apa obatnya? Sampai saat ini belum ditemukan obat yang benar-benar efektif. Sebagian penderita ada yang sembuh dengan konsumsi obat-obatan. Sebagian lainnya, konsumsi obat tidak mempengaruhi varikoselnya. Ada bebarapa cara lain yang disarankan, seperti memakai penyangga buah zakar, namun cara ini hanya disarankan bila varikosel masih ringan dan tidak ada kemandulan. Sampai saat ini, cara terbaik untuk mengatasi varikosel adalah dengan memperbaiki pembuluh vena dan memperlancar sirkulasinya yang terhambat adalah dengan pembedahan. Melalui pembedahan, sekitar 70 – 80% panderita varikosel kembali subur.

Kebiasaan apa aja yang mesti dilestarikan agar terhidar dari varikosel? Beberapa saran yang baik untuk dilakukan : jangan duduk terlalu lama dan hindari memakai celanan ketat, serta olah raga teratur. Kurangi beban pembuluh vena dengan cara konsumsi makanan berserat tinggi, buang air besar teratur, cukup minum air, jangan mengkonsumsi alkohol, hindari kafein berlebihan. Jika ada gejala di buah zakar, jangan buru-buru ke dukun, tapi periksakan diri ke dokter atau pusat kesehatan.

ASI : Beberapa Manfaat untuk Ibu dan Bayi

ASI? Air susu ibu (breast feeding) merupakan makanan terbaik bagi bayi pada awal kehidupannya. ASI eksklusif (yaitu pemberian ASI tanpa makanan pendamping lain) telah cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi dalam enam bulan pertama setelah dilahirkan. Sebaiknya, pemberian ASI diteruskan sampai umur dua tahun.


Apa Manfaat ASI bagi ibu?

  • ASI mudah diperoleh, selalu siap diberikan setiap saat, dan secara ekonomi jauh lebih murah.
  • Saat bayi mengisap payudara ibu, tubuh ibu akan merespon isapan tersebut dengan mengeluarkan sejenis horman (oksitosin) yang menimbulkan kontraksi pada kandungan (uterus) ibu, sehingga kandungan ibu lebih cepat untuk kembali ke ukuran normal.
    Ibu memperoleh kepuasan emosional karena merasa mampu memberi makanan yang bergizi bagi bayinya.
  • Menyusui kadang membantu ibu menurunkan berat badan yang naik saat hamil.
    Ibu yang menyusui bayinya jarang menderita "depresi setelah melahirkan".
    Ibu menyusui mempunyai resiko yang jauh lebih kecil untuk terkena kanker payudara, kanker kandungan, dan kanker ovarium.
  • Ibu yang menyusui bayinya, akan menjadi contoh bagi ibu lainnya untuk menyusui bayinya juga.

Apa Manfaat ASI bagi bayi?

  • ASI mengandung nutrisi yang seimbang yang cocok untuk tumbuh kembang bayi.
  • ASI mengandung jenis protein yang mudah dicerna oleh usus bayi yang masih lemah.
  • ASI mengandung antibodi yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi dari serangan penyakit.
  • ASI mengandung asam amino DHA dan AA yang berguna untuk perkembangan otak bayi.
  • ASI akan menurunkan resiko terkena eksim dan asma.
  • ASI akan mengurangi resiko kegemukan, terkena penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol, kelak saat dewasa.

Apa Manfaat ASI bagi keduanya?
Saat menyusui, terjadi kontak fisik antara ibu dan bayinya. Kontak fisik ini sangat berperan memperat hubungan kasih sayang antara keduanya, tidak hanya saat proses menyusui, tapi juga pada kehidupan mereka selanjutnya.

Polio : Mekanisme Kelumpuhan

Minggu, 19 Nov 06. Kelumpuhan akibat polio merupakan mimpi buruk bagi penderitanya. Aktifitas tidak dapat lagi dijalani layaknya orang normal. Bahkan, pada beberapa kasus, penderita harus mendapat pertolongan dari orang sekelilingnya untuk menjalani rutinitas sehari-hari.


Mungkin ada yang ingin tahu, bagaimana serombongan virus polio sanggup melumpuhkan seorang anak manusia. Berikut kami coba paparkan.

Virus polio yang tertelan akan menginfeksi sel-sel di dinding usus. Di sini, virus memperbanyak diri (bereplikasi). Kemudian virus-virus tersebut masuk ke dalam peredaran darah. Virus akan terus terbawa aliran darah sampai suatu saat tiba di sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang adalah ‘terminal antara’ perjalanan serabut saraf sensorik (serabut yang menerima rangsang dari kulit, mata, dsb, kemudian meneruskannya ke otak) dan serabut saraf motorik (yang membawa perintah dari otak ke organ efektor seperti otot). Bertindak sebagai ‘terminal akhir’ adalah otak.

Entah atas alasan apa, virus polio lebih suka singgah di sumsum tulang belakang wilayah motorik. Ironisnya, virus polio tidak sekedar singgah, tapi juga merusak sel-sel saraf motorik di daerah tersebut. Akibatnya perintah (motorik) dari otak tidak dapat sampai ke organ pelaksana (efektor) yaitu otot atau target organ lainnya seperti diafragma, dll. Keadaan ini menyebabkan lumpuh layu pada daerah yang dipersarafi oleh saraf motorik yang rusak tadi.

Karena saraf sensoris tidak diganggu, maka semua jenis rasa masih dapat dipindai oleh otak. Artinya, organ yang lumpuh, jika tergores masih terasa nyeri, jika tersiram air hangat masih terasa panas.

Pada anak yang telah memperoleh imunisasi polio, saat akan bereplikasi di sel dinding usus, virus polio dengan serta merta dikenali dan kemudian dibunuh beramai-ramai oleh sel pertahanan tubuh si anak.

Gen Perokok

Perokok yang ingin berhenti merokok dan gagal akan segera punya alasan baru – mereka memang dilahirkan dengan kecenderungan merokok.

Dalam sebuah penelitian awal, para ilmuwan telah mengidentifikasi sifat genetik yang mendorong orang untuk merokok dan membuatnya sulit untuk berhenti. Gen ini diperkirakan diwariskan dari orang tua.

Para ilmuwan saat ini terus mencari bagian genetik mana yang berperan terhadap kecanduan merokok diantara jutaan kode genetik. Seandainya kode genetik itu berhasil diurai, maka uji terapi genetik akan dilakukan, untuk menentukan obat atau cara apa yang paling tepat untuk membuat perokok kurang berminat lagi untuk merokok.

Jadi, suatu hari mungkin bakal ada toko yang beriklan "Di Sini Dijual Pil Anti Rokok", atau "SmokeTox™, Cara Cepat Berhenti Merokok". Berkhayal : Mode On :).

Sirkumsisi Mencegah HIV

Dunia saat ini gencar-gencarnya mengkampanyekan sirkumsisi (sunat). Pasalnya, sirkumsisi telah terbukti mengurangi penularan HIV dalam jumlah yang sangat signifikan.

Juru kampanyenya tidak tanggung-tanggung, WHO dan Pemda Kota New York. WHO sendiri saat ini telah menyusun rancangan kebijakan untuk mempromosikan sirkumsisi sebagai metode untuk menangkal penularan HIV.

Mengapa tiba-tiba sirkumsisi menjadi trend baru pencegahan HIV di samping kondom?

Dalam sebuah penelitian di Kisumu, Kenya, yang melibatkan 2.784 orang laki-laki, disimpulkan bahwa lelaki yang disirkumsisi mempunyai kemungkinan 53 persen lebih rendah untuk terkena HIV ketimbang yang tidak disirkumsisi. Sedangkan penelitian lainnya yang dilakukan di Rakai, Uganda, menunjukkan bahwa resiko terkena HIV, 48 persen lebih rendah pada laki-laki yang disirkumsisi dibanding yang tidak.

Mukosa Berperan, Kulit Biasa Menangkal

Pada manusia, ada dua macam kulit, yaitu kulit luar dan kulit mukosa. Kulit luar sudah pasti semua pada tahu, yaitu kulit tangan, telapak kaki, kulit kepala, dll. Sedangkan kulit mukosa adalah kulit di mulut kita, tenggorokan, saluran pencernaan, dan pada kulit ujung penis (preputium).

Dibandingkan dengan permukaan kulit luar yang kering, mukosa termasuk mukosa preputium kurang mengandung keratin, banyak mengandung sel Langerhans yang menjadi sel target virus HIV, dan lebih rentan untuk mengalami infeksi.

Mukosa preputium juga sangat rentan untuk mengalami perlukaan kecil selama berhubungan seksual, sehingga menjadi pintu masuk virus HIV. Selain itu, rongga kecil yang terbentuk antara preputium dan kepala penis (glans penis) menjadi tempat berdiam yang baik bagi virus HIV.

Saat sirkumsisi, preputium dibuang, yang artinya sama dengan membuang kulit mukosa ujung penis dan menghilangkan rongga preputium-glans penis. Walaupun dalam prakteknya tidak semua mukosa dibuang, mukosa sisa ini akan menebal dan bersifat menyerupai kulit biasa karena akan selalu terpapar dengan dunia luar.

Jadi ...

Jadi, walaupun anda sudah atau akan disirkumsisi, seks multipartner dan seks tak aman tetap tidak dianjurkan, karena sirkumsisi hanya berperan mengurangi angka penularan sekitar 50%, bukan 100%.

Honeymoon Cystitis, Derita Sang Pengantin Baru

"Bunga baru saja melangsungkan pernikahan. Saat ini ia masih dalam masa bulan madu. Namun keindahan bulan madunya terusik. Sejak kemarin badannya agak meriang. Ia mengeluh nyeri saat buang air kecil. Selain itu, buang air kecilnya menjadi lebih sering dan cenderung tidak bisa ditahan. Ia juga merasa kandung kencingnya seperti tertekan. Gejala lain yang cukup menyiksa, baik fisik muapun batinnya, adalah rasa nyeri selama dan sesudah melakukan hubungan suami istri. Untunglah suaminya cukup pengertian. Ia mengajak istrinya pergi berobat. Dokter mengatakan Bunga terkena penyakit Honeymoon Cystitis."


Honeymoon cystitis adalah peradangan saluran dan kandung kemih wanita akibat infeksi atau iritasi yang terjadi saat melakukan hubungan intim. Disebut 'honeymoon' karena penyakit ini paling sering terjadi pada masa bulan madu, dimana kedua mempelai baru pertama kali melakukan hubungan seksual. Honeymoon juga identik dengan melakukan hubungan seksual yang relatif lebih sering.

Saat hubungan seksual terjadi, bakteri yang hidup normal di dalam vagina akan terdorong masuk ke saluran kemih dan naik mencapai kandung kemih. Bakteri tersebut kemudian melekat pada jaringan dinding bagian dalam saluran dan kandung kemih, dan berkembang biak di tempat tersebut. Selanjutnya akan terjadi infeksi dan peradangan.

Oleh karena saluran kemih (urethra) wanita sangat pendek dibandingkan pada laki-laki, maka wanitalah yang umumnya menderita penyakit ini.

Gejala-gejala honeymoon cystitis antara lain adalah :

  1. Nyeri saat kencing
  2. Frekuensi kencing menjadi lebih sering
  3. Sulit menahan kencing
  4. Rasa tertekan pada kandung kencing
  5. Air kencing keruh
  6. Air kencing bercampur darah
  7. Nyeri tekan pada daerah pubis (diatas kemaluan)

Jika anda atau pasangan anda terkena honeymoon cystitis dengan gejala yang cukup berat, sebaiknya berkonsultasi ke dokter, karena obat-obat untuk mengatasinya harus dibeli dengan resep.

Biasanya dokter anda akan meresepkan antibiotik dan pereda nyeri. Jenis antibiotik sangat tergantung dengan kebijakan dokter anda, tapi biasanya dari golongan kotrimoksazol, siprofloksasin, sefalosforin, atau amoksisilin. Untuk meredakan nyeri digunakan pyridium, namun obat ini jarang ditemukan di Indonesia. Pereda nyeri seperti parasetamol mungkin bisa membantu.

Beberapa langkah pencegahan agar honeymoon cystitis tidak terjadi atau tidak terulang antara lain adalah :
  1. Kencinglah sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual. Kencing setelah hubungan intim membantu untuk mengeluarkan bakteri dari saluran dan kandung kemih sebelum berkembang biak dan menimbulkan gejala.
  2. Minum banyak air, sekitar 8 gelas sehari.

Bayi : Jadwal Imunisasi

Bila anda baru saja dikarunia seorang anak, maka imunisasi adalah hal penting yang harus diberikan. Imunisasi adalah pemberian kuman penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan. Tujuannya adalah agar tubuh anak membentuk zat kekebalan terhadap kuman tersebut. Nah, suatu ketika saat kuman sebenarnya menyerang anak anda, dengan mudah tubuh menghalaunya. Akhirnya kuman tidak akan menimbulkan penyakit atau kalaupun si anak sakit, biasanya gejala sangat ringan.


Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah umur (Depkes RI, 2005):

  • 0 – 7 hari : Hepatitis B (I)
  • 1 bulan : BCG
  • 2 bulan : Hepatitis B (II), DPT (I), Polio (I)
  • 3 bulan : Hepatitis B (III), DPT (II), Polio (II)
  • 4 bulan : DPT (III), Polio (III)
  • 9 bulan : Campak, Polio (IV)
Untuk mendapatkan imunisasi bagi anak anda, di Puskesmas biasanya tersedia secara gratis. Silakan datang dan berkonsultasi dengan juru imunisasi (jurim) puskesmas.

Bila anda baru saja dikarunia seorang anak, maka imunisasi adalah hal penting yang harus diberikan. Imunisasi adalah pemberian kuman penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan. Tujuannya adalah agar tubuh anak membentuk zat kekebalan terhadap kuman tersebut. Nah, suatu ketika saat kuman sebenarnya menyerang anak anda, dengan mudah tubuh menghalaunya. Akhirnya kuman tidak akan menimbulkan penyakit atau kalaupun si anak sakit, biasanya gejala sangat ringan.

Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah umur (Depkes RI, 2005):

  • 0 – 7 hari : Hepatitis B (I)
  • 1 bulan : BCG
  • 2 bulan : Hepatitis B (II), DPT (I), Polio (I)
  • 3 bulan : Hepatitis B (III), DPT (II), Polio (II)
  • 4 bulan : DPT (III), Polio (III)
  • 9 bulan : Campak, Polio (IV)
Untuk mendapatkan imunisasi bagi anak anda, di Puskesmas biasanya tersedia secara gratis. Silakan datang dan berkonsultasi dengan juru imunisasi (jurim) puskesmas.

Persalinan : Operasi Sesar atau Normal?

Bagi ibu hamil, terutama pada kehamilan anak pertama, pilihan cara persalinan merupakan hal yang penting. Mungkin sebagian anggota keluarga atau sahabat menganjurkan untuk operasi sesar, tapi sebagian yang lain menyarankan untuk melahirkan secara normal saja.


Persalinan normal adalah persalinan lewat vagina. Pada persalinan normal, proses persalinan diawali dengan rasa mulas dan keluarnya lendir bercampur darah dari vagina. Rasa mulas dan nyeri (his) biasanya datang secara teratur, semakin lama semakin kuat dan semakin nyeri, sampai anak berhasil dilahirkan. Proses kelahiran anak diikuti oleh kelahiran ari-ari. Seringkali jalan lahir mengalami robekan (ruptur perineum) dan butuh beberapa jahitan untuk memperbaikinya.

Sedangkan operasi sesar adalah melahirkan anak melalui sayatan dinding perut dan dinding rahim. Sayatan dapat vertikal (membujur) atau horizontal (melintang). Sayatan melintang pada segmen bawah rahim banyak dipakai saat ini. Luka sayatan biasanya dijahit dengan jahitan bawah kulit, sehingga benang tidak tampak dari luar dan bekas jahitan lebih rapi. Pembiusan dalam operasi sesar biasanya bius spinal (hanya perut sampai kaki yang mati rasa), walaupun kadang-kadang sesar dilakukan dengan bius umum.

Operasi sesar biasanya dilakukan jika ibu tidak dapat melahirkan normal (indikasi medis), misalnya panggul sempit, kepala bayi lebih besar dari pintu panggul, letak sungsang atau lintang, ari-ari menutupi jalan lahir, dsb. Tetapi, saat ini indikasi non medis banyak melatari keputusan ibu untuk menjalani operasi sesar. Indikasi non medis antara lain: ibu takut melahirkan secara normal, ibu tidak mau merasakan nyeri saat melahirkan, ingin menjaga agar vagina tidak longgar akibat dilalui bayi, dan lain-lain.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh ibu yang mengambil keputusan untuk melahirkan dengan sesar tanpa indikasi medis yaitu:

  1. Ibu yang melahirkan sesar harus membatasi jumlah kelahiran maksimal empat anak dan jarak antar anak minimal satu tahun (Sinsin, 2004).
  2. Ibu yang pernah seksio sesar masih dapat melahirkan normal, tapi dengan resiko robekan rahim dan komplikasi persalinan lain yang lebih tinggi (Sinsin, 2004).
  3. Angka kematian akibat sesar kecil tetapi tetap lebih tinggi dibanding proses kelahiran normal (Fitriana, 2007)
  4. Risiko pembiusan ataupun luka operasi, infeksi, nyeri setelah melahirkan, psikologis, waktu perawatan yang lebih panjang, dan biaya yang lebih besar (Fitriana, 2007).
  5. Menurut Bensons dan Pernolls, angka kematian pada operasi sesar adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan risiko 25 kali lebih besar dibanding persalinan per vaginam. Malahan untuk kasus karena infeksi mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan per vaginam. Komplikasi tindakan anestesi sekitar 10 persen dari seluruh angka kematian ibu (Adjie, 2002).
  6. Bekas luka operasi pada rahim (uterus) dapat membuka meski kebanyakan tidak bergejala dan tidak berbahaya, yang disebut ‘window of uterus’ (Fitriana, 2007).

Amandel : Mestikah Dioperasi?

Amandel atau pembesaran tonsil seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Pasalnya, selain sering kambuh, yang ditandai dengan demam, juga orang tua kadang-kadang mendapat ‘saran’ dari tetangga atau sahabat atau keluarga bahwa amandel anaknya harus dioperasi.


Walaupun operasi tonsil relatif lebih ringan (meskipun harus bius umum) dan lebih singkat (kurang lebih 30 – 60 menit dalam keadaan normal), tetap saja menjadi beban pikiran dan beban biaya bagi orang tua. Apalagi bagi yang membiayai sendiri perawatan kesehatannya alias non asuransi.

Kabar baiknya, tidak semua amandel harus dioperasi. Hanya sebagian kecil yang dianjurkan dioperasi, itupun jika memenuhi kriteria untuk operasi.

Menurut American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (Ardyanto, 2006; ENTUSA, 2000), kriteria operasi amandel terbagi dua, yaitu kriteria mutlak operasi dan kriteria relatif (dipertimbangkan).

Kriteria mutlak operasi antara lain :

  • Pembesaran tonsil menyebabkan sumbatan jalan napas, sulit menelan, gangguan tidur (sleep apnea), atau menyebabkan komplikasi jantung dan paru-paru (akibat infeksi bakteri streptococcus).
  • Ada bisul ukuran besar di daerah sekitar tonsil yang tidak bisa diobati dengan pengobatan atau drainage (pengaliran nanah).
  • Peradangan tonsil yang mencetuskan kejang demam.
  • Keadaan tonsil sedemikian rupa sehingga perlu dilakukan pemeriksaan jaringan tonsil (biopsi untuk pemeriksaan patologi).
Sedangkan kriteria relatif operasi adalah :
  • Infeksi tonsil sedikitnya 7 kali dalam setahun, atau 5 kali dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut, atau 3 kali dalam setahun selama 3 tahun berturut-turut meskipun sudah diobati dengan benar.
  • Bau mulut atau nafas yang terus menerus akibat infeksi tonsil kronis yang tidak membaik walaupun sudah diobati.
  • Infeksi tonsil kronis atau sering kambuh oleh bakteri streptococcus yang sudah tidak mempan lagi terhadap antibiotika beta-laktamase.
  • Salah satu tonsil lebih besar daripada tonsil sebelahnya dan dicurigai sebagai tumor atau kanker.

Anak: Cara Pengobatan Diare di Rumah

Diare sering terjadi pada anak. Apalagi mereka yang hidup dengan tingkat kebersihan diri dan kebersihan lingkungan yang buruk serta gizi yang tidak memadai. Tetapi, pada dasarnya semua anak mempunyai kemungkinan terkena diare, apalagi jika sedang terjadi wabah.

Penting bagi orang tua untuk mengetahui cara-cara penanganan diare anak di rumah. Selain untuk mengurangi kekhawatiran, juga agar anak tidak jatuh ke komplikasi diare yang lebih berat (dehidrasi).

Berikut langkah-langkah untuk menangani diare anak di rumah (Depkes RI, 1999) :

Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya

  • Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti larutan oralit, makanan cair (seperti sup, air tajin) dan air matang. Jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat, lebih baik beri oralit dan air matang daripada makanan cair.
  • Berikan cairan tersebut sebanyak yang anak mau. Untuk oralit dijelaskan di bawah.
  • Teruskan pemberian cairan tersebut sampai diare berhenti.
Tetap memberi anak makanan
  • Teruskan pemberian ASI
  • Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat, dapat diberikan susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari.
  • Bila anak berumur 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat:
  1. Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging, atau ikan. Tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi.
  2. Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium.
  3. Berikan makanan segar. Masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan baik.
  4. Dorong anak untuk makan, berikan makanan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari.
  5. Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.
Bawa anak ke petugas kesehatan jika anak tidak membaik dalam 3 hari. Tetapi jika menderita hal berikut, anak harus segera dibawa ke petugas kesehatan tanpa menunggu 3 hari.
  • Buang air besar sangat sering
  • Muntah berulang-ulang
  • Sangat haus
  • Makan dan minum sedikit atau tidak mau sama sekali
  • Demam
  • Keluar darah bersama tinja

Panduan pemberian oralit

Satu bungkus oralit dapat digunakan untuk membuat 200 ml (1 gelas) larutan oralit. Cara pemberiannya :
  1. Anak umur dibawah 12 bulan, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 0,5 gelas larutan oralit
  2. Anak umur 1 – 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 3 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 1 gelas larutan oralit
  3. Anak umur 5 – 12 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 1,5 gelas larutan oralit
  4. Anak umur lebih dari 12 tahun, 3 jam pertama diberikan 12 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 2 gelas larutan oralit
Demikian, semoga bermanfaat.

Bayi-Anak: Pola Pemberian ASI & Makanan

Pola pemberian makan pada bayi dan anak sangat berpengaruh terhadap kecukupan gizinya. Gizi yang baik menyebabkan anak bertumbuh dan berkembang dengan baik pula.


Pola pemberian makanan pada bayi dan anak (Depkes, 2005) yang disajikan berikut hanya panduan semata, silakan memodifikasi sendiri. Akan lebih baik jika anda berkonsultasi lebih dahulu dengan ahli gizi atau praktisi medis lainnya.

Bayi Baru Lahir

  • Segera susui bayi dalam waktu 30 menit. Jika ASI belum keluar, jangan berhenti menyusui, karena isapan bayi akan merangsang pembentukan ASI sekaligus merangsang rahim untuk mengecil (kontraksi). Kontraksi rahim akan mengurangi pendarahan.
  • ASI yang pertama keluar (kolostrum) segera diberikan pada bayi, jangan dibuang, karena banyak mengandung zat gizi dan zat kekebalan tubuh bagi bayi.
Umur 1 – 6 bulan
  • Selanjutnya, susui bayi sesering mungkin setiap kali bayi menginginkannya (on demand). Pemberian ASI minimal 8 kali sehari semalam.
  • Jangan memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI, bahkan air putih sekalipun (CAHD, 2004). ASI mengandung zat gizi yang cukup untuk kebutuhan bayi hingga umur 6 bulan (ASI Eksklusif). Kekhawatiran bayi akan kurang gizi dan terganggu pertumbuhannya akibat mendapat ASI Eksklusif tidak terbukti (Kramer MS, 2002). Selain itu, bayi yang mendapat ASI Eksklusif jarang terkena penyakit saluran pencernaan seperti muntah dan diare (Kramer MS, 2002).
  • Susui bayi dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.
Umur 6 – 12 bulan
  • Teruskan pemberian ASI. ASI diberikan lebih dahulu baru kemudian makanan pendamping ASI.
  • Makanan pendamping ASI diberikan 3 kali sehari. Makanan pendamping ASI dapat berupa bubur nasi yang dicampur telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, atau minyak. Saat ini, di toko-toko juga tersedia makanan pendamping ASI buatan pabrik.
  • Makanan selingan seperti kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dll diberikan 2 kali sehari diantara waktu makan.
  • Ajari bayi makan sendiri dengan menggunakan piring dan sendok.
Umur 1 – 2 tahun
  • Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
  • Beri nasi lunak yang ditambah dengan telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang, hijau, dll, 3 kali sehari.
  • Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan.
  • Bantu anak untuk makan sendiri.
Umur 2 – 3 tahun
  • Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah.
  • Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan.
Demikian, semoga bermanfaat.

Pola pemberian makan pada bayi dan anak sangat berpengaruh terhadap kecukupan gizinya. Gizi yang baik menyebabkan anak bertumbuh dan berkembang dengan baik pula.

Pola pemberian makanan pada bayi dan anak (Depkes, 2005) yang disajikan berikut hanya panduan semata, silakan memodifikasi sendiri. Akan lebih baik jika anda berkonsultasi lebih dahulu dengan ahli gizi atau praktisi medis lainnya.

Bayi Baru Lahir

  • Segera susui bayi dalam waktu 30 menit. Jika ASI belum keluar, jangan berhenti menyusui, karena isapan bayi akan merangsang pembentukan ASI sekaligus merangsang rahim untuk mengecil (kontraksi). Kontraksi rahim akan mengurangi pendarahan.
  • ASI yang pertama keluar (kolostrum) segera diberikan pada bayi, jangan dibuang, karena banyak mengandung zat gizi dan zat kekebalan tubuh bagi bayi.
Umur 1 – 6 bulan
  • Selanjutnya, susui bayi sesering mungkin setiap kali bayi menginginkannya (on demand). Pemberian ASI minimal 8 kali sehari semalam.
  • Jangan memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI, bahkan air putih sekalipun (CAHD, 2004). ASI mengandung zat gizi yang cukup untuk kebutuhan bayi hingga umur 6 bulan (ASI Eksklusif). Kekhawatiran bayi akan kurang gizi dan terganggu pertumbuhannya akibat mendapat ASI Eksklusif tidak terbukti (Kramer MS, 2002). Selain itu, bayi yang mendapat ASI Eksklusif jarang terkena penyakit saluran pencernaan seperti muntah dan diare (Kramer MS, 2002).
  • Susui bayi dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.
Umur 6 – 12 bulan
  • Teruskan pemberian ASI. ASI diberikan lebih dahulu baru kemudian makanan pendamping ASI.
  • Makanan pendamping ASI diberikan 3 kali sehari. Makanan pendamping ASI dapat berupa bubur nasi yang dicampur telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, atau minyak. Saat ini, di toko-toko juga tersedia makanan pendamping ASI buatan pabrik.
  • Makanan selingan seperti kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dll diberikan 2 kali sehari diantara waktu makan.
  • Ajari bayi makan sendiri dengan menggunakan piring dan sendok.
Umur 1 – 2 tahun
  • Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
  • Beri nasi lunak yang ditambah dengan telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang, hijau, dll, 3 kali sehari.
  • Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan.
  • Bantu anak untuk makan sendiri.
Umur 2 – 3 tahun
  • Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah.
  • Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan.
Demikian, semoga bermanfaat.

Hamil : Hati-hati Mengkonsumsi Obat

Jika anda sedang hamil, hati-hati mengkonsumsi obat. Banyak obat-obatan dapat melewati sawar darah uri (fetoplacental barrier, semacam saringan darah yang terdapat pada ari-ari), kemudian menimbulkan efek buruk bagi janin yang dikandung.


Oleh karena itu, selalulah kritis dengan mencari informasi lain atau second opinion terhadap obat-obat yang anda konsumsi atau yang diberikan atau diresepkan untuk anda.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang pemberian obat selama kehamilan antara lain (MIMS, 1998):

  1. Tidak ada obat yang dianggap 100% aman bagi perkembangan janin.
  2. Obat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada resikonya baik bagi ibu maupun janin. Jika mungkin, semua obat dihindari pada tiga bulan pertama kehamilan (trimester I), karena saat ini organ tubuh janin dalam masa pembentukan.
  3. Metabolisme obat pada saat hamil lebih lambat daripada saat tidak hamil, sehingga obat lebih lama berada dalam tubuh.
  4. Pengalaman penggunaan obat terhadap wanita hamil sangat terbatas, karena uji klinis obat saat hendak dipasarkan tidak boleh dilakukan pada wanita hamil.

Therapeutic Good Administration Australia (TGA, 2005) mengkategorikan obat menurut beberapa kelompok. Pengakategorian tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

Kategori A : Obat-obat yang telah konsumsi oleh sejumlah besar wanita hamil dan wanita usia subur tanpa adanya bukti peningkatan frekuensi cacat lahir atau efek membahayakan baik langsung maupun tidak langsung pada janin.

Beberapa obat dalam kategori A adalah :
  • Antasid (Obat Maag)
  • Bisacodyl (Laksatif, obat pencahar)
  • Digoksin (obat jantung)
  • Preparat besi oral (dengan atau tanpa asam folat) (Obat anemia defisiensi besi)
  • Parasetamol (Antinyeri)
  • Dimenhidrinat, Difenhidramin, Metoklopramid (antimuntah)
  • Betametason, Kortison Deksametason, Hidrokortison, Metilprednisolon, Prednisolon, Prednison Triamsinolon (Kortikosteroid)
  • Amoksisilin, Ampisilin (Antibiotik, gol Penisilin)
  • Eritromisin (Antibiotik, gol Makrolida)
  • Kodein, Dekstrometorpan (Antitusif)
  • Ammonium Klorida, Bromheksin, Guaifenesin (Ekspektoran)
  • Efedrin, salbutamol, terbutalin, teofilin derivatif (Obat Asma)
  • Klorfeniramin, difenhidramin, difenilamin (Antihistamin)

Kategori B1 : Obat-obat yang telah dikonsumsi oleh sejumlah kecil wanita hamil atau wanita usia subur, tanpa peningkatan frekuensi cacat lahir atau efek membahayakan baik langsung maupun tidak langsung pada janin.

Tidak ada bukti yang menunjukkan peningkatan frekuensi gangguan janin pada penelitian dengan binatang coba.

Beberapa obat dalam kategori B1 adalah :
  • Simetidin, Famotidin, Ranitidin, Sukralfat (Obat Maag)
  • Sefaklor, Sefotaksim, Seftriakson (Antibiotik, gol Sefalosforin)

Kategori B2: Obat-obat yang telah dikonsumsi oleh sejumlah kecil wanita hamil atau wanita usia subur, tanpa peningkatan frekuensi cacat lahir atau efek membahayakan baik langsung maupun tidak langsung pada janin.

Penelitian pada binatang jumlahnya sangat sedikit, tetapi dari hasil penelitian yang ada, tidak menunjukkan peningkatan frekuensi gangguan janin binatang coba.

Beberapa obat dalam kategori B2 adalah :
  • Domperidon, Hiosin, Hiosin Hidrobromida (Antimuntah)

Kategori B3 : Obat-obat yang telah dikonsumsi oleh sejumlah kecil wanita hamil atau wanita usia subur, tanpa peningkatan frekuensi cacat lahir atau efek membahayakan baik langsung maupun tidak langsung pada janin.

Penelitian pada hewan menunjukkan bukti peningkatan angka kejadian gangguan janin hewan coba. Pada manusia, gangguan janin akibat obat kategori ini masih belum dapat ditentukan.

Beberapa obat dalam kategori B3 adalah :
  • Lansoprazol, Omeprazol, Pantoprazol (Obat Maag)
  • Loperamid (Obat Diare)
  • Griseofulvin, Itrakonazol, Ketokonazol (Antijamur)
  • Siprofloksasin, Ofloksasin (Antibiotik, gol Kuinolon)
  • Asiklovir, Indinavir, Ritonavir, Valasiklivir (Antivirus)

Kategori C : Obat-obat, karena efek farmakologinya, menyebabkan atau dicurigai menyebabkan efek berbahaya pada janin atau bayi baru lahir tanpa menyebabkan cacat lahir. Efek tersebut mungkin reversibel (dapat kembali normal).

Beberapa obat dalam kategori C adalah :

  • Amlodipin, Diltiazem, Nifedipin, Verapamil (Antihipertensi, gol Penghambat Kanal Kalsium)
  • Dihidroergotamin, Ergotamin, Metisergid (Obat antimigrain)
  • Aspirin (Antinyeri)
  • Alprazolam, Bromazepam, Klordiazepoksid, Klobazam, Diazepam, Lorazepam, Midazolam (Obat anticemas)
  • Klorpromazin (Antipsikosis)
  • Droperidol, Haloperidol (Antipsikosis)
  • Diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen, Ketorolac, Asam Mefenamat, Piroksikam (Antinyeri)
  • Kotrimoksazol (Antibiotik, gol Sulfonamid)

Kategori D : Obat-obat yang menyebabkan, dicurigai menyebabkan, atau diperkirakan menyebabkan peningkatan angka kejadian cacat lahir atau kerusakan yang irreversibel (tidak bisa diperbaiki lagi). Obat-obat golongan ini mungkin juga mempunyai efek farmakologi yang merugikan.

Beberapa obat dalam kategori D adalah :
  • Kaptopril (antihipertensi, gol ACE Inhibitor)
  • Losartan, Valsartan (antihipertensi, gol Angiotensin II Reseptor Antagonis)
  • Doksisiklin, Minosiklin, Tetrasiklin (antibiotika, gol Tetrasiklin)
  • Amikasin, Gentamisin, Kanamisin, Neomisin (antibiotika, gol aminoglikosid)

Kategori X : Obat-obat yang berisiko tinggi menyebabkan kerusakan permanen pada janin. Obat-obat ini sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan atau keadaan dimana seorang wanita diperkirakan telah hamil.

Salah satu obat dalam kategori X adalah :
  • Misoprostol (Obat Maag)

Informasi lebih lengkap di sini : http://www.tga.gov.au/docs/html/mip/medicine.htm

Catatan :
Untuk obat pada kategori B1, B2, dan B3, data penggunaan pada manusia kurang atau tidak cukup, oleh karena itu subkategori tersebut didasarkan pada data penggunaan pada hewan coba. Kategori B tidak berarti lebih aman daripada kategori C. Obat-obat pada kategori D tidak secara mutlak dikontraindikasikan pada kehamilan (misalnya, antikonvulsan).

Perhatian : Tulisan ini hanya bersifat informasi semata, silakan berkonsultasi dengan dokter anda jika membutuhkan pengobatan.

Skor Apgar : Menilai Bayi dengan Cepat

Sesaat setelah bayi lahir, penolong persalinan biasanya langsung melakukan penilaian terhadap bayi tersebut. Perangkat yang digunakan untuk menilai dinamakan Skor APGAR.

Kata APGAR diambil dari nama belakang penemunya, yaitu Dr. Virginia Apgar. Virgnia Apgar adalah seorang ahli anak sekaligus ahli anestesi. Skor ini dipublikasikannya pada tahun 1952.

Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat akronim dari kata APGAR yaitu Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (respon refleks), Activity (tonus otot), and Respiration (pernapasan). (Wikipedia,2007)

Skor Apgar biasanya dinilai pada menit pertama kelahiran dan biasanya diulang pada menit kelima. Dalam situasi tertentu, Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10, 15 dan 20. (MedicineNet,2007)

Hal yang dinilai pada Skor Apgar adalah :

Appearance (warna kulit)
0 — Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat
1 — Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan
2 — Warna kulit seluruh tubuh normal

Pulse (denyut jantung)
0 — Denyut jantung tidak ada
1 — Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit
2 — Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menti

Grimace (respon refleks)
0 — Tidak ada respon terhadap stimulasi
1 — Wajah meringis saat distimulasi
2 — Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi

Activity (tonus otot)
0 — Lemah, tidak ada gerakan
1 — Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan
2 — Bergerak aktif dan spontan

Respiration (pernapasan)
0 — Tidak bernapas
1 — Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur
2 — Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur

Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan. Jika jumlah skor berkisar di 7 – 10 pada menit pertama, bayi dianggap normal. Jika jumlah skor berkisar 4 – 6 pada menit pertama, bayi memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas dengan suction, atau pemberian oksigen untuk membantunya bernapas. Biasanya jika tindakan ini berhasil, keadaan bayi akan membaik (KidsHealth,2004) dan Skor Apgar pada menit kelima akan naik. Jika nilai skor Apgar antara 0 – 3, diperlukan tindakan medis yang lebih intensif lagi.

Perlu diketahui, Skor Apgar hanyalah sebuah tes yang didisain untuk menilai keadaan bayi secara menyeluruh, sehingga dapat ditentukan secara cepat apakah seorang bayi memerlukan tindakan medis segera. Skor Apgar bukanlah patokan untuk memperkirakan kesehatan dan kecerdasan bayi dimasa yang akan datang (KidsHealth,2004).

Sampai sekarang, skor apgar masih terus digunakan. Selain karena ketepatannya, juga karena cara penerapannya sederhana, cepat, dan ringkas.

Kontrasepsi Hormonal Untuk Ibu Menyusui

Kontrasepsi hormonal yang cocok untuk ibu menyusui adalah kontrasepsi yang tidak menyebabkan berkurangnya produksi air susu ibu. Dari dua golongan kontrasepsi hormonal yang banyak dikenal, pil mini dan KB suntik tiga bulanan termasuk kontrasepsi yang tidak mempengaruhi produksi ASI.

Berbeda dengan pil KB kombinasi dan KB suntik satu bulanan, yang mengandung hormon progesteron dan estrogen, pil mini dan KB suntik tiga bulanan hanya mengandung progesteron saja. Progesteron tidak mempengaruhi produksi ASI, sedangkan estrogen dapat menurunkan jumlah ASI.

Walaupun tidak mempengaruhi produksi ASI, Food and Drugs Administration (FDA) AS dan WHO menyarankan pemberian kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron, dilakukan 6 minggu setelah melahirkan. Alasannya, produksi ASI pada minggu-minggu awal setelah kelahiran, tergantung pada kadar progesteron yang rendah (Medela,2007;DeCostanzo,2007).

KB suntik tiga bulanan dikenal dengan nama Depo Progestin atau Depo Provera. Dalam sekali suntikan, obat KB ini akan terus berada dalam tubuh selama 3 bulan dan tidak bisa dihilangkan/dikeluarkan. Oleh karena itu, seringkali dianjurkan untuk menggunakan pil mini lebih dahulu sebelum mendapat KB suntik tiga bulanan. Jika selama penggunaan pil mini timbul efek samping, atau ASI berkurang, dll, maka obat KB ini dengan mudah dihentikan (Medela,2007).

Konstrasepsi hormonal lain yang cocok untuk ibu menyusui adalah implan progesteron. Implan dapat melindungi dari kehamilan selama beberapa tahun. Jika ibu ingin berhenti berKB, implan yang ditanam di bawah kulit dapat diangkat.

Uji Kehamilan dengan hCG Urine Strip

Saat ini sudah sangat mudah untuk mengetahui apakah seorang wanita sedang hamil atau tidak. Caranya cukup dengan melakukan uji dengan strip uji kehamilan.

Keuntungan strip uji kehamilan adalah bisa dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga strip yang relatif murah, akurasi hasil uji yang tinggi (97 – 99%), serta dapat mendeteksi kehamilan lebih dini.

Prinsip uji kehamilan dengan hCG Urine Strip adalah mendeteksi hormon Human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh plasenta. Plasenta sendiri terbentuk setelah terjadi pembuahan.

Produksi hCG biasanya dimulai setelah 6 hari pasca konsepsi (tertanamnya telur yang telah dibuahi di dinding rahim). Pada tahap ini kadar hCG biasanya masih rendah. Kadar hCG pada hari pertama terlambat haid biasanya sudah mencapai 100 mIU/ml. Kadar hCG sebesar ini sudah cukup untuk dideteksi oleh uji strip kehamilan. Kadar hCG akan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 8 minggu (usia kehamilan dihitung dari hari pertama haid terkahir). Setelah itu berangsur-angsur turun dan kembali ke normal beberapa setelah melahirkan.

Adapun cara melakukan uji kehamilan dengan hCG urine strip adalah :

  1. Tampung air seni pertama di pagi hari setelah bangun tidur.
  2. Celupkan ujung strip maksimal satu menit ke dalam air seni yang telah ditampung.
  3. Angkat strip, tunggu hasilnya. Biasanya dalam waktu 1 – 3 menit, hasil uji telah diketahui.

Adapun interpretasi hasil uji dengan hCG urine strip adalah :

  1. Jika muncul 2 garis merah muda, berarti hamil.
  2. Jika hanya muncul 1 garis merah muda, berarti tidak hamil.
  3. Jika tidak muncul garis, berati strip rusak. Uji sebaiknya diulang dengan strip yang lain.

Demikian, semoga membantu.

Susah Buang Air Besar pada Bayi

Susah buang air besar (konstipasi) adalah gangguan yang kerap terjadi pada bayi. Gejalanya, selain sulit buang air besar, adalah tinja keras, nyeri di daerah anus, bahkan keluar darah segar akibat perlukaan anus.

Menurut definisi, konstipasi adalah kesulitan buang air besar selama dua minggu atau lebih. Tetapi, pada bayi yang mengkonsumsi susu formula, buang air besar yang keras 2 – 4 hari sekali sudah dianggap konstipasi. Lain halnya pada bayi yang mengkonsumsi ASI, walaupun buang air besarnya 2 – 5 hari sekali (asal konsistensi tinjanya lembek), tidak dianggap konstipasi.

Beberapa hal yang menjadi biang keladi sulit BAB pada bayi adalah :

  1. Asupan (intake) cairan kurang, sehingga timbul dehidrasi.
  2. Susu formula dengan kadar zat besi tinggi.
  3. Susu formula dengan kandungan lemak nabati misalnya kelapa sawit.
  4. Pembuatan susu formula terlalu pekat.
  5. Pola makan yang tidak seimbang, yaitu lebih banyak konsumsi lemak, karbohidrat, dan kurang makanan yang mengandung serat.
  6. Perubahan pola makan, seperti saat bayi diperkenalkan dengan makanan padat.

Untuk mencegah atau mengatasi sulit BAB pada bayi, beberapa langkah dapat ditempuh, antara lain :

  1. Bayi 0 – 6 bulan sebaiknya hanya diberikan ASI (ASI Eksklusif). ASI sangat jarang menyebabkan konstipasi, karena zat yang dikandung ASI lebih mudah dicerna. Selain itu bayi yang mendapatkan ASI mempunyai beberapa jenis bakteri di usus besarnya yang membantu mengurai protein susu yang sulit dicerna. Bayi yang mendapatkan ASI juga mempunyai kadar hormon motilin (hormon yang membantu pergerakan usus) lebih tinggi.
  2. Bagi bayi di atas 6 bulan, berikan sayur dan buah-buahan. Serat yang dikandung bahan tersebut membantu melunakkan dan memperlancar buang air besar. Makanan tersebut dapat disajikan dalam bentuk jus, seperti jus buah pear / apel (mengandung sorbitol), atau jus pepaya. Untuk sementara waktu, hindari pemberian pisang atau wortel.
  3. Jika bayi mendapat susu formula, periksa kembali takaran pengencerannya dan zat yang dikandungnya. Jika perlu ganti dengan susu merk lain yang lebih cocok.
  4. Pijat perut bayi dengan perlahan, boleh menggunakan baby oil. Pijatan dimulai dari pusat ke arah luar, dengan gerakan melingkar searah jarum jam.
  5. Baringkan bayi, kemudian gerakkan kakinya dengan gerakan mengayuh sepeda.
  6. Mandikan bayi dengan air hangat agar bayi lebih rileks sehingga tinja lebih mudah keluar.
  7. Bila bayi terlihat nyeri pada anus saat BAB, dapat diberikan Microlax atau vaselin di anus.

Jika bayi masih kesulitan buang air besar, silakan bawa ke pusat layanan kesehatan. Susah buang air besar yang lama bisa jadi gejala dari penyakit tertentu seperti Morbus Hirschsprung (kelumpuhan sebagian segmen usus), fibrosis kistik, atau hipotiroidisme.

HIV/AIDS: Waspada!

Penyakit AIDS memang menghebohkan. Selain karena obat yang bisa membuat penderitanya sembuh total belum ditemukan, laju penularannya sangat cepat.

Dulu mungkin kita masih berpikir bahwa AIDS itu hanya terjadi di 'luar' sana, hanya pada bule-bule itu. Itulah sebabnya, setiap ada satu atau dua kasus AIDS yang ditemukan, semua pada heboh. Koran, TV, selebritis, anggota DPR, depkes, dll, ramai memperbincangkannya.

Namun hari ini, Indonesia sudah punya 21.151 orang terinfeksi HIV dan 15.136 orang diantaranya sudah memasuki fase AIDS (Kominfo). Tapi jangan salah, angka tersebut masih lebih kecil dari angka sebenarnya. Kenapa? Karena banyak kasus yang tidak terdeteksi akibat perjalanan penyakit infeksi HIV yang sangat lambat. Jadi ibaratnya, angka di atas hanyalah puncak dari sebuah gunung es di lautan lepas (iceberg phenomenon).

Lantas kita bertanya, mengapa pertambahan jumlah penderita HIV begitu cepat? Tidak adakah langkah untuk menanggulanginya?

Infeksi HIV terjadi setidaknya melalui 3 hal. Pertama, hubungan seksual. Kedua, penggunaan jarum suntik secara bersama-sama. Ketiga, dari ibu ke anak yang dikandungnya. Dua yang pertama memegang peran penting dalam penyebaran HIV, dan keduanya berkaitan dengan perilaku.

Jadi, jawaban mengapa kasus HIV hari ini tinggi adalah karena ada yang salah dalam perilaku kita. Perilaku dalam memilih pasangan seksual dan perilaku menggunakan narkoba. Tengok saja, bergonta-ganti pasangan seksual, hubungan seksual usia dini, hubungan seksual pranikah, tidak lagi merupakan hal yang tabu. Tapi sudah menjadi kebiasaan yang dianggap biasa oleh sebagian khalayak.

Begitu pula dengan narkoba. Banyak remaja kita tertarik mencobanya. Padahal, sekali terjebak di dalamnya, sangat sulit untuk keluar. Celakanya, pengguna narkoba biasanya suka berganti-ganti jenis narkoba, ibaratnya, ingin merasakan semuanya, termasuk narkoba yang digunakan dengan cara menyuntikkannya ke pembuluh darah.

Mengubah perilaku merupakan perkara sulit. Butuh usaha keras dan waktu yang lama. Itulah sebabnya, kampanye penanggulangan HIV/AIDS yang dewasa ini sudah sampai tingkat RT/RW dan pelosok-pelosok kampung hanya dapat menahan laju penularan, tapi tidak menghentikannya.

Selain itu, mengharapkan kesadaran semua orang untuk tidak menjadi mata rantai penularan HIV juga sangat sulit. Pasalnya, sebagian HIV ditularkan pada saat seseorang tidak sadar.

Jadi, mesti bagaimana?

Keputihan, Normalkah?

Keputihan merupakan gejala yang dialami oleh hampir semua wanita. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi struktur anatomi jalan lahir. Setidaknya ada dua komponen penting di jalan lahir yang berperan terhadap keputihan yaitu serviks (leher rahim) dan vagina. Keduanya mengandung kelenjar yang dapat memproduksi mukus (cairan) yang keluar sebagai keputihan.

Produksi cairan dari kelenjar serviks dan vagina dapat bervariasi dari waktu ke waktu, biasanya mengikuti siklus ovulasi (keluarnya sel telur). Saat akan ovulasi, cairan yang diproduksi cenderung lebih banyak dan lebih lengket. Sebaliknya, setelah ovulasi cairan lebih sedikit dan kurang lengket. Demikian pula saat menyusui atau mengalami stimulasi seksual, mukus atau cairan yang diproduksi akan meningkat.

Keputihan seperti ini dianggap normal. Ciri-cirinya adalah keputihan yang keluar tidak berwarna (bening), tidak berbau, dan tidak disertai gejala-gejala lain seperti gatal, nyeri, dll.

Keputihan dapat mengalami gangguan. Penyebabnya beragam dan seringkali dapat diketahui melalui gejala keputihan yang muncul. Berikut beberapa jenis keputihan yang tidak normal.

Keputihan Karena Jamur

Jamur dalam jumlah kecil normal ada dalam vagina. Tetapi jika jumlahnya meningkat, akan menimbulkan gejala keputihan. Salah satu jenis jamur yang sering menjadi biang keputihan adalah Candida albicans.

Keputihan karena jamur ditandai dengan keluarnya cairan berbentuk keju lunak berwarna putih (white, cottage cheese like discharge), rasa gatal yang hebat, dan seringkali menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual.

Untuk mengatasinya, dokter biasanya memberi obat anti jamur. Obat ini ada yang berupa obat minum, ada juga yang harus dimasukkan ke dalam vagina.

Vaginosis Bakterial

Penyebabnya adalah bakteri Gardnerella vaginalis. Ciri-ciri keputihan akibat bakteri ini adalah cairan berwarna agak putih, keabuan, atau kekuningan, disertai bau yang menyengat, terutama setelah melakukan hubungan seksual. Juga dapat timbul gatal dan rasa terbakar di daerah vagina. Pengobatannya dengan antibiotik, biasanya dalam bentuk obat minum.

Trikhomoniasis

Keputihan jenis ini disebabkan oleh kuman Trichomonas vaginalis. Keputihannya ditandai dengan keluarnya cairan agak encer, berbusa, berwarna kekuningan atau kehijauan. Selain itu, timbul bau tidak sedap serta nyeri atau gatal saat buang air kecil. Gejala-gejala ini biasanya meningkat setelah menstruasi. Pengobatan trikhomoniasis dengan pemberian antibiotik yang diminum.

Gonorrhea dan Klamidia

Kedua penyakit kelamin ini kadang-kadang dapat menimbulkan keputihan. Tetapi, gejalanya tidak terlalu khas. Seringkali hanya ditandai oleh peningkatan jumlah cairan yang keluar. Pengobatannya adalah dengan antibiotika, baik berupa antibiotika yang diminum maupun antibiotika yang disuntikkan.

Video Proses Reproduksi